Bukan Sekadar Kegiatan Buang Uang, Traveling Juga Mampu Membuka Pikiran

Kalau kamu salah satu orang yang beranggapan traveling hanya
buang-buang waktu dan uang, sebaiknya pikir lagi deh karena
biaya traveling ga semahal
itu kok. Penulis Inggris, Mark Twain, pernah menulis, “Travel is fatal to prejudice, bigotry,
and narrow-mindedness, and many of our people need it sorely on these
accounts.”

Artinya kira-kira, kegiatan traveling membahayakan prasangka buruk,
fanatisme, serta pandangan sempit. Hal-hal tersebut bisa luruh berganti dengan
pandangan yang lebih toleran dan luwes.

Kok bisa seperti itu? Jawabannya kira-kira seperti ini.

Sewaktu traveling kita
bersentuhan dengan budaya lain

Kemana pun tujuannya, sewaktu traveling kita akan bersentuhan
dengan budaya atau kebiasaan yang bisa jadi berbeda dengan yang kita
praktikkan di daerah asal. Perbedaan itu memberikan pengalaman baru, sekaligus
bikin kita sadar bahwa justru perbedaan tersebut yang membuat hidup jadi lebih
menarik.

Coba bayangkan yang terjadi adalah sebaliknya. Ketika pergi ke
suatu destinasi, kamu menemukan makanan, cara berpakaian, bahasa, sampai
arsitektur tempatnya sama dengan tempat asalmu. Kamu pasti menyesal buat apa
jauh-jauh ke sana.

Traveling memampukan
kita bertemu banyak orang baru

Selama traveling,
kita pasti akan bertemu banyak orang baru dengan pemikiran dan pengalaman yang
berbeda-beda. Selain bikin pengalaman traveling kita
tambah seru, cerita-cerita mereka bisa memberi kita banyak pelajaran.

Salah satu pelajaran yang bisa kita dapatkan adalah semua manusia,
apapun ras, agama, jenis kelamin, suku, kebangsaan, usia, pekerjaan, pasti
memiliki masalah dan impiannya masing-masing. Kita begitu berbeda, tapi di sisi
lain begitu sama. Jadi apakah kamu mau bertemu banyak orang lain yang berbeda
ini?

traveling
traveling

Traveling bikin
kita tahu keadaan yang sebenarnya di suatu daerah

Kalau menurut TV, internet, atau omongan dari mulut ke mulut
katanya penduduk daerah A itu kasar dan bengis. Apakah benar semuanya seperti
itu? Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata kamu bisa traveling langsung ke
sana dan mengalami sendiri berinteraksi dengan penduduk setempat.

Dari hasil banyak ngobrol, bisa jadi kamu akan sampai pada
kesimpulan bahwa mereka sama seperti kamu, manusia juga. Mereka enggak cuma
bisa marah-marah kok. Mereka juga bisa ramah. Jadi kamu harus membuktikan
sendiri omongan-omongan yang ada.

Banyak bertemu orang baru, banyak mendapat pemikiran
baru

Ketika traveling kita
akan mengalami bahwa tiap daerah, mau itu di Indonesia ataupun di
negara-negara lain di dunia, punya falsafah hidup masing-masing. Falsafah tersebut
dapat menjadi sumber inspirasi berperilaku yang bisa kita bawa ke daerah tempat
kita tinggal.

Misalnya, kamu berkunjung ke tempat yang penduduknya menjunjung
tinggi kebersihan. Enggak ada salahnya menyerap kebiasaan hidup mereka. Ketika
pulang, tularkan kebiasaan tersebut ke orang-orang sekitar kita. Jadi kamu akan
belajar hal baru loh.

Traveling mengingatkan
kita untuk rendah hati

Saat traveling,
di tempat yang jauh dari rumah, kamu akan sangat membutuhkan bantuan
orang-orang yang tidak kamu kenal. Misalnya untuk mengetahui arah jalan. Bisa
saja sih mengandalkan peta digital di gadget tapi bagaimana kalau daerah
tersebut belum terpetakan? Mau tidak mau kamu harus mengesampingkan ego dan
bertanya kepada orang sekitar.

Dengan kesulitan dan tantangan seperti itu kamu belajar untuk
rendah hati. Kamu belajar bahwa bantuan orang lain, sekecil apapun itu,
sangatlah berharga. Jadi apakah kamu mau belajar jadi orang yang rendah hati di
mana pun berada?

Masih belum percaya traveling mampu
membuka pikiran? Lebih baik langsung kamu lakukan saja sendiri deh sahabat
ANNAFARDIANA..

Postingan ini dikirim oleh:

Photo

Guntur Satya

Hobi menulis di ANNAFARDIANA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Adblock Detected

To Continue Video Access. Please open via Chrome browser