Hukum tajwid surat Ali Imran ayat 38 lengkap dengan analisanya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Ali Imran ayat 38.

Dikutip dari wikishia, Surat Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-‘Imrān, “Keluarga ‘Imran”) adalah surat ke-3 Alquran. Surat ini adalah salah satu surat Madaniyah. Surat Ali Imran adalah surah ke-3 berdasarkan penulisan (penyusunan) dan yang ke-34 sesuai dengan urutan Wahyu. Surat Ali Imran termasuk salah satu surat yang besar dalam Al Quran.

Karena menyebutkan nama Imran dan keluarganya sehingga disebut sebagai surat Ali Imran. Ali Imran berada setelah surat Al Baqarah dan sebelum surat An Nisa.

Surat Ali Imran ini adalah surah thuwal yang kedua. Volumenya mencakup kurang lebih 1/5 juz dari Al Quran.

Alt Text!

Surat Ali Imran juz berapa

Surat Ali Imran berada pada juz 3 dan 4. Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, 3.508 kata dan 14.984 huruf.

Konten utama surat Ali Imran berkenaan dengan ajakan orang-orang yang beriman kepada persatuan dan kesabaran dalam menghadapi musuh-musuh Islam.

Tauhid, sifat-sifat Tuhan, ma’ad, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar, tawalli, tabarri dan haji dikaji dalam surah ini, dan surah ini pun menejelaskan sejarah para nabi seperti Adam as, Nuh as Ibrahim as, Musa as, Isa as, kisah Sayidah Maryam sa dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari perang Uhud dan perang Badar.

Ayat I’tisham (perintah berpegang teguh pada tali Allah dan menjalin persatun), muhkam dan mustasyabih, pengendalian amarah (ghaizh), mubahalah dan ayat-ayat “Rabbana” termasuk diantara ayat-ayat terkenal dalam surah Ali Imran. Beberapa ayat dari surah ini juga mengandung hukum-hukum fikih.

Terkait keutamaan membaca surah ini dimuat bahwa, barang siapa yang membaca surah Ali Imran, maka dari setiap ayat yang dibacanya, Allah akan menganugerahkan kepada orang tersebut keamanan melewati jembatan di atas neraka.

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, serta alif lam yang ada pada surat Ali Imran.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

Sebelum menganalisa hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat Ali Imran ayat 38 dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

هُنَا لِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَا لَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَآءِ

hunaalika da’aa zakariyyaa robbah, qoola robbi hab lii mil ladungka zurriyyatang thoyyibah, innaka samii’ud-du’aaa

“Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 38).

Tajwid di surat Ali Imran ayat 38

Mad thabi’i surat Al Fatihah

Mad thabi’i

هُنَا لِكَ دَعَا زَكَرِيَّا

Tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

Hukum bacaan ra

رَبَّهٗ ۚ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad shilah qashirah bila bacaannya disambung, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif (dua harakat). Bila waqaf tidak terjadi hukum mad shilah.

Qolqolah sughra

قَا لَ رَبِّ هَبْ لِيْ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan ya mati setelah kasrah.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu ba sukun asli.

Contoh Idgham bila ghunnah

Idgham bila ghunnah

مِنْ لَّدُنْكَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab nun mati menghadapi huruf Lam.
  2. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.

Hukum Ikhfa dan contohnya

Ikhfa aqrab

ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Tha, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara nun mati atau tanwin mendekati bunyi “N”. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.
  2. Tanda tasydid diatas huruf ra dan ya, perhatikan cara membacanya harus ditekan.

Ghunnah

اِنَّكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.

Mad Wajib Muttasil

Mad wajib muttasil

سَمِيْعُ الدُّعَآءِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf dal, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  3. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Demikianlah analisa hukum tajwid surat Ali Imran ayat 38 teks Arab dan latin, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Comment