Hukum Tajwid surat Ar Rahman ayat 36-40 lengkap

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Ar Rahman ayat 36-40.

Pada surat Ar Rahman ayat 33 terdapat ayat yang masyhur berisi firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menyeru jin dan manusia jika mereka sanggup menembus, melintasi penjuru langit dan bumi karena takut akan siksaan dan hukuman Allah, mereka boleh mencoba melakukannya, mereka tidak akan dapat berbuat demikian.

Mereka tidak mempunyai kekuatan sedikit pun dalam menghadapi kekuatan Allah swt. Menurut sebagian ahli tafsir, pengertian sulthan pada ayat ini adalah ilmu pengetahuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan ilmu manusia dapat menembus ruang angkasa. [sindonews]

Dilansir dari wikishia, Surah Ar-Rahman (bahasa Arab:الرّحْمن,) adalah surah ke-55 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-99 sesuai dengan urutan pewahyuan serta tergolong sebagai surah Madaniyah. 

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Nama lain surah ini adalah Ala-i (bentuk jamak dari Ali yang bermakna nikmat). Atas dasar itu, surah ini dinilai sebagai surah nikmat-nikmat Ilahi. Kata Alai disebutkan sebanyak 34 kali dalam Al-Quran dan pada surah ini digunakan sebanyak 31 kali. Gelar surah ini adalah ‘Arus Al-Quran (Pengantin Al-Quran).


Alt Text!

Surat Ar Rahman juz berapa

Surah Ar Rahman berada pada juz ke 27 yang terdiri dari 78 ayat, 352 kata dan 1648 huruf.

Hukum Tajwid Surat Ar Rahman ayat 36-40 penting untuk disimak. Terdapat banyak sekali kaidah bacaan atau hukum tajwid yang perlu dipahami dalam ayat tersebut.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, haraf lin, serta alif lam yang ada pada surat Ar Rahman.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 36).

فَاِ ذَا انْشَقَّتِ السَّمَآءُ فَكَا نَتْ وَرْدَةً كَا لدِّهَا نِ

fa izangsyaqqotis-samaaa-u fa kaanat wardatang kad-dihaan

“Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilauan) minyak.” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 37).

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 38).

فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُسْئَـلُ عَنْ ذَنْبِۢهٖۤ اِنْسٌ وَّلَا جَآ نٌّ

fa yauma-izil laa yus-alu ‘ang zambihiii ingsuw wa laa jaaann

“Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya.” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 39).

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

fa bi-ayyi aalaaa-i robbikumaa tukazzibaan

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 40).

Tajwid surat Ar Rahman ayat 36

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

“Hukum bacaan Ra”

Hukum bacaan ra

رَبِّكُمَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

Mad aridl lissukun

تُكَذِّبٰنِ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (fathah berdiri) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Tajwid surat Ar Rahman ayat 37

Ikhfa ausath

فَاِ ذَا انْشَقَّتِ

Tajwid pada kata diatas adalah Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab nun mati menghadapi huruf Syin. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).

Alif lam syamsiyah

السَّمَآءُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf sin, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata.

Hames

فَكَا نَتْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.

“Hukum Ikhfa”

Ikhfa ab’ad

وَرْدَةً كَا لدِّهَا نِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab disukun oleh huruf berharakat fathah.
  2. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab Tanwin Fathah menghadapi huruf Kaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.
  3. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf dal, tandanya ada tasydid.
  4. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf.

Tajwid surat Ar Rahman ayat 38

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Hukum bacaan ra

رَبِّكُمَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

تُكَذِّبٰنِ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf).

Tajwid surat Ar Rahman ayat 39

“Contoh Idgham bila ghunnah”

Idgham bila ghunnah

فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُسْئَـلُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  2. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab tanwin kasrah menghadapi huruf lam.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Contoh Iqlab”

Iqlab, mad shilah thawilah, mad lazim mutsaqqal kilmi

عَنْ ذَنْبِۢهٖۤ اِنْسٌ وَّلَا جَآ نٌّ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab nun mati menghadapi huruf dzal dan sin.
  2. Iqlab, sebab nun mati menghadapi huruf Ba. Tandanya ada mim kecil, cara membaca Iqlab yaitu bunyi nun mati atau tanwin diganti menjadi mim lalu bacaannya didengungkan.
  3. Mad shilah thawilah, sebab Ha dlomir berharakat kasrah berdiri menghadapi huruf mad tetapi tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah thawilah adalah 5 harakat.
  4. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  5. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  6. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, sebab mad thabi’i menghadapi huruf bertasydid dalam satu kata. Panjang Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah enam harakat.
  7. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.

Tajwid surat Ar Rahman ayat 40

فَبِاَ يِّ اٰلَآ ءِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

رَبِّكُمَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

تُكَذِّبٰنِ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (fathah berdiri) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat Ar Rahman ayat 36-40 semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Adblock Detected

To Continue Video Access. Please open via Chrome browser