Hukum tajwid surat An Naml ayat 10 lengkap

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat An Naml ayat 10

Dikutip dari wikishia, Surah An-Naml (bahasa Arab:النّمل, “Semut”) adalah surah ke-27 Al-Quran berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-48 sesuai dengan urutan pewahyuan.

Surah ini membahas tentang kisah semut-semut dalam kisah Nabi Sulaiman as. Kisah Nabi Sulaiman diangkat secara rinci dalam surah ini.

Surah Al-Naml adalah surah ke-13 dari 29 surah yang dimulai dengan huruf muqattha’ah. Terdapat ayat sujud pada surah ini yaitu pada ayat 25 dan dianjurkan untuk sujud ketika mendengarkan dan membacannya.

Alt Text!

Nama-nama surat An Naml

Alasan penamaan surah ini dengan surah Al-Naml karena menyinggung kisah semut (naml) dan Nabi Sulaiman as.

Kisah semut dalam surah ini disebutkan di sela-sela kisah Nabi Sulaiman. Nama kedua dari surah ini adalah Sulaiman karena kisah Nabi Sulaiman dikemukakan secara panjang lebar dan menjadi salah satu pembahasan utama surah ini.

Surah Al-Naml ini juga terkadang disebut sebagai Tha sin karena dimulai dengan huruf muqattha’ah Tha Sin.

Identitas Surah Al-Naml

Surah Al-Naml adalah surah ke-27 Al-Quran berdasarkan susunan mushaf dan surah ke-48 sesuai dengan urutan pewahyuan.

Surah Al-Naml adalah salah satu surah yang diturunkan di Mekah (Surah Makkiyah). Surah ini adalah surah ke-13 dari 29 surah yang dimulai dengan huruf muqattha’ah.

Terdapat ayat sujud pada surah ini yaitu pada ayat 25 dan dianjurkan untuk sujud ketika mendengarkan atau membacannya.

Jumlah ayatnya, mengikut pendapat para qari Kufah adalah 93 ayat dan menurut qari Basrah dan Syam terdiri dari 94 ayat sementara para qari Hijaz berpendapat bahwa ayat surah Al-Naml adalah 95. Di antara silang pendapat ini, pendapat qari Kufah yang lebih terkenal dan lebih tepat. Surah Al-Naml terdiri dari 1166 kata dan 4795 huruf. Dari sisi isi, surah Al-Naml termasuk salah satu surah Al-Matsani dan relatif berukuran sedang, dan kurang dari setengah juz Al-Quran.

Tema Utama Surat An Naml

Salah satu tipologi surah ini adalah memiliki dua kalimat bismillahi al-rahman al-rahim (yang pertama sebagaimana setiap awal surah dimulai dengan basmalah dan yang kedua pada ayat 30).

Tema-tema yang diangkat pada surah ini adalah masalah tauhid, tanda-tanda tauhid, pelbagai kondisi alam masyhar dan hari kiamat, syarat-syarat berpengaruhnya nasihat dan wejangan, kisah Nabi Sulaiman as dan Bilqis, Ratu Sabah, juga menyinggung kisah Nabi Musa as, Nabi Saleh as dan Nabi Luth as.

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun dan mim sukun, ghunnah, serta alif lam yang ada pada surat An Naml.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

Sebelum menganalisa hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat An Naml ayat 10 dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَاَ لْقِ عَصَا كَ ۗ فَلَمَّا رَاٰ هَا تَهْتَزُّ كَاَ نَّهَا جَآ نٌّ وَّلّٰى مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْ ۗ يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْ ۗ اِنِّيْ لَا يَخَا فُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ

wa alqi ‘ashook, fa lammaa ro-aahaa tahtazzu ka-annahaa jaaannuw wallaa mudbirow wa lam yu’aqqib, yaa muusaa laa takhof, innii laa yakhoofu ladayyal-mursaluun

“dan lemparkanlah tongkatmu!” Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. “Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para rasul tidak perlu takut,” (QS. An-Naml 27: Ayat 10).

Tajwid surat An Naml ayat 10

وَاَ لْقِ عَصَا كَ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Ghunnah

فَلَمَّا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf mim dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

Pengertian Mad Badal

Mad badal

رَاٰ هَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

تَهْتَزُّ كَاَ نَّهَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Contoh Idgham bighunnah

Mad lazim mutsaqqal kilmi, idgham bighunnah

جَآ نٌّ وَّلّٰى

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi, sebab mad thabi’i menghadapi huruf bertasydid dalam satu kata. Panjang Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi adalah enam harakat.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  3. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  4. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf lam.

Hukum Qolqolah

Qolqolah

مُدْبِرًا وَّلَمْ يُعَقِّبْ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu dal dan ba sukun asli.
  2. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf wawu.
  3. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf ya. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).

Pengertian Mad Thabi’i

Mad thabi’i

يٰمُوْسٰى لَا تَخَفْ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf ya dan sin, huruf Wawu mati setelah dlommah serta huruf alif mati setelah fathah.

اِنِّيْ لَا يَخَا فُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah dan alif mati setelah fathah.

Hukum Alif Lam

Alif lam qomariyah, mad aridl lissukun

لَدَيَّ الْمُرْسَلُوْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf mim, tandanya ada sukun.
  2. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat An Naml ayat 10 semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Comment