Hukum Tajwid surat Al Baqarah ayat 133 beserta arti dan alasannya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 133.

Surah Al-Baqarah (Bahasa Arab: البقرة, “Sapi Betina”) merupakan surah yang paling panjang dalam Alquran. Surah ini berdasarkan susunan mushaf merupakan surah ke-2 dan berasaskan urutan pewahyuan merupakan surah ke-87 surah Alquran. Surah ini termasuk sebagai surah Madaniyah. Surat Al Baqarah berada pada juz 1, 2 dan 3.

Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat, 26.256 huruf, dan 6.156 kata.

Dilansir dari wikishia, Surah Al-Baqarah ini mencakup kurang lebih dari 2/5 juz Al Quran. Ayat terpanjang Al Quran juga terdapat pada surah ini. Ayat dain/tadayun/mudayanah pada ayat 282.

Sebagian dari kandungan surah ini adalah sebagai berikut, penciptaan Nabi Adam AS dan pembangkangan setan, serta tertipunya Nabi Adam kemudian berujung pada keluarnya Nabi Adam dari surga.

Kisah Bani Israil, sikap keras kepala dan suka mencari-cari alasan Bani Israil, penyembahan sapi, gangguan kepada para nabinya sendiri, kisah pergantian kiblat, deskripsi tentang iman orang-orang Mukmin terhadap ghaib, orang-orang kafir, munafik, hukum-hukum puasa, hukum wasiat, iktikaf, haji, talak, pernikahan, keharaman riba, keharaman minuman keras, keharaman judi, dan keharusan menghindari penyalahgunaan harta anak-anak yatim dan lain sebagainya. 

Dalam surah ini terdapat ayat Kursi yaitu pada ayat 255. Surah ini merupakan salah satu surah yang mengandung pembahasan-pembahasan fikih dalam Alquran yang kurang lebih mencakup 130 hukum fikih lebih banyak dari surah-surah lainnya. [wikishia]

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, qolqolah, haraf lin, serta alif lam yang ada pada surat Al Baqarah.


Alt Text!

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ اِلٰهًا وَّا حِدًا ۚ وَّنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

am kungtum syuhadaaa-a iz hadhoro ya’quubal-mautu iz qoola libaniihi maa ta’buduuna mim ba’dii, qooluu na’budu ilaahaka wa ilaaha aabaaa-ika ibroohiima wa ismaa’iila wa is-haaqo ilaahaw waahidaa, wa nahnu lahuu muslimuun

“Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 133).

Tajwid surat Al Baqarah

“Hukum Mim Mati”

Idzhar syafawi

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَآءَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Kaf dan Syin. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).
  2. Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Ta, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara Nun mati atau tanwin mendekati bunyi “N”. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.
  3. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

“Hukum Bacaan Ra”

Hukum bacaan ra

اِذْ حَضَرَ

Tajwid pada kata diatas adalah Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Alif lam qomariyah

يَعْقُوْبَ الْمَوْتُ ۙ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim, tandanya ada sukun.
  3. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.

Mad thabi’i

اِذْ قَا لَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i sebab:

  1. Huruf alif mati setelah fathah.
  2. Huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Huruf wawu mati setelah dlommah.
  4. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

“Contoh Iqlab”

Iqlab

مِنْۢ بَعْدِيْ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Iqlab, sebab nun mati menghadapi huruf Ba. Tandanya ada mim kecil, cara membaca Iqlab yaitu bunyi nun mati atau tanwin diganti menjadi mim lalu bacaannya didengungkan.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

قَا لُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah, wawu mati setelah dlommah dan fathah berdiri diatas huruf Lam.

Mad badal & mad wajib muttasil

وَاِ لٰهَ اٰبَآئِكَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Lam.
  2. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  3. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Qolqolah sughra

اِبْرٰهٖمَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Ba sukun asli.
  2. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ra dan kasrah berdiri dibawah huruf HA.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

وَاِ سْمٰعِيْلَ وَاِ سْحٰقَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Mim dan Ha, serta huruf ya mati setelah kasrah.

“Contoh Idgham bighunnah”

Idgham bighunnah & mad iwad

اِلٰهًا وَّا حِدًا ۚ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Lam, dan huruf Alif mati setelah fathah.
  2. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  3. Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

Mad shilah qashirah

وَّنَحْنُ لَهٗ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif (dua harakat).

Mad aridl lissukun

مُسْلِمُوْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah uraian hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 133 semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

youtube image

Leave a Comment