Tajwid Surat An Naml Ayat 40

Tajwid adalah salah satu aspek penting dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dalam tulisan ini, kami akan membahas secara rinci hukum tajwid Surat An-Naml ayat 40 beserta penjelasannya. Mari kita pelajari bersama-sama.

Surat An-Naml Ayat 40
قَالَ ٱلَّذِى عِندَهُۥ عِلْمٌ مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَءَاهُ مُسْتَقِرًّا عِندَهُۥ قَالَ هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّى غَنِىٌّ كَرِيمٌ

Arab-Latin: Qālallażī ‘indahụ ‘ilmum minal-kitābi ana ātīka bihī qabla ay yartadda ilaika ṭarfuk, fa lammā ra`āhu mustaqirran ‘indahụ qāla hāżā min faḍli rabbī, liyabluwanī a asykuru am akfur, wa man syakara fa innamā yasykuru linafsih, wa mang kafara fa inna rabbī ganiyyung karīm

Artinya: Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

Hukum Tajwid Surat An-Naml Ayat 40

tahsin.id

Ayat 40 Surat An-Naml memiliki berbagai hukum tajwid yang perlu dipahami dengan baik. Berikut adalah penjelasan rinci dari hukum-hukum tajwid yang terkandung dalam ayat ini :

  1. Mad Asli: Huruf ‘qaf’ berharakat fathah bertemu ‘alif’ dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  2. Alif Lam Syamsiyah: Huruf ‘alif lam’ bertemu huruf syamsiyah ‘lam’. Dibaca idgham (masuk ke huruf ‘lam’).
  3. Mad Asli: Huruf ‘dzal’ berharakat kasrah bertemu ‘ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  4. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘dal’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
  5. Mad Shilah Qashirah: Sebab huruf ‘ha’ (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  6. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘ta’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
  7. Alif Lam Qamariyah: Huruf ‘alif lam’ bertemu huruf ‘mim’. Dibaca secara jelas.
  8. Mad Asli: Huruf ‘ta’ berharakat fathah tegak atau berdiri dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  9. Tanda Sifrul Mustathil: Tanda bulatan kecil lonjong di atas huruf ‘alif’. Cara membaca huruf ‘nun’ dengan panjang bila diwaqaf atau dibaca pendek bila washal atau terus.
  10. Mad Badal: Sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  11. Mad Asli: Huruf ‘ta’ berharakat kasrah bertemu ‘ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  12. Mad Shilah Qashirah: Sebab huruf ‘ha’ (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  13. Qalqalah Sughra: Huruf ‘qalqalah ba’ berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
  14. Idgham Bighunnah: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘ya’ bertasydid. Dibaca masuk dengan dengung dan ditahan sampai 3 harakat.
  15. Mad Lin: Huruf ‘ya’ sukun didahului oleh huruf ‘lam’ berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
  16. Mad Ghunnah: Sebab huruf ‘mim’ bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
  17. Mad Badal: Sebab huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  18. Idzhar: Sebab huruf ‘ra’ berharakat fathah tanwin bertemu huruf ‘ain’. Dibaca jelas tanpa berdengung.
  19. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘dal’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat.
  20. Mad Shilah Qashirah: Sebab huruf ‘ha’ (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya dengan panjang 2 harakat.
  21. Mad Asli: Huruf ‘qaf’ berharakat fathah bertemu ‘alif’ dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  22. Mad Asli: Huruf ‘ha’ berharakat fathah tegak atau fathah berdiri dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  23. Mad Asli: Huruf ‘dzal’ berharakat fathah bertemu ‘alif’ dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  24. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘fa’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf ‘nun mati’, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf ‘fa’.
  25. Mad Asli: Huruf ‘ba’ berharakat kasrah bertemu ‘ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  26. Qalqalah Sughra: Huruf ‘qalqalah ba’ berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Cara membacanya dipantulkan secara ringan.
  27. Mad Jaiz Munfasil: Sebab huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat.
  28. Idzhar Syafawi: Huruf ‘mim’ sukun bertemu dengan huruf ‘hamzah’. Cara membacanya dengan jelas.
  29. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘syin’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf ‘nun mati’, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf ‘syin’.
  30. Ghunnah: Sebab ‘nun’ bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
  31. Mad Asli: Huruf ‘mim’ berharakat fathah bertemu ‘alif’ dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  32. Mad Shilah Qashirah: Sebab huruf ‘ha’ (kata ganti) bertemu dengan huruf selain hamzah. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  33. Ikhfa: Huruf ‘nun’ sukun bertemu huruf ‘kaf’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi “ng”.
  34. Ghunnah: Sebab ‘nun’ bertanda tasydid dan cara membacanya dengan dengung serta ditahan 3 harakat.
  35. Mad Asli: Huruf ‘ba’ berharakat kasrah bertemu ‘ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.
  36. Ikhfa: Huruf ‘ya’ berharakat dhamah tanwin bertemu huruf ‘kaf’. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi “ng”.
  37. Mad Arid Lissukun: Huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan memanjangkan 2 sampai 6 harakat.

Mengenal dan memahami hukum-hukum tajwid ini akan membantu kita dalam membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Dengan latihan yang cukup, kita dapat meningkatkan kemampuan dalam tartil (membaca dengan tajwid yang baik) sehingga kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui bacaan Al-Quran yang benar.

Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperdalam pemahaman tajwid. Mari terus belajar dan berusaha untuk menjadi pembaca Al-Quran yang lebih baik. Wassalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Leave a Comment