Tajwid Surat Al Mujadalah Ayat 11

Assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Halo Sobat Tahsin.Id. Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan begitu banyak nikmat. Satu bentuk wujud syukur kita terhadap nikmat itu ialah mempergunakannya di jalan kebaikan dan yang diridhai-Nya. Seperti pada kali ini kita akan belajar tajwid Surat Al Mujadalah ayat 11.

Surat Al Mujadalah Ayat 11

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qîla lakum tafassaḫû fil-majâlisi fafsaḫû yafsaḫillâhu lakum, wa idzâ qîlansyuzû fansyuzû yarfa‘illâhulladzîna âmanû mingkum walladzîna ûtul-‘ilma darajât, wallâhu bimâ ta‘malûna khabîr

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Analisis Tajwid pada Surat Al-Mujadilah Ayat 11 dalam Al-Quran

Kita di sini akan belajar mengenai analisis tajwid pada Surat Al-Mujadilah ayat 11 secara lengkap dengan alasan maupun penjelasannya. Baiklah, mari kita simak analisisnya.

1. يٰۤاَ hukumnya Mad jaiz munfasil alasannya karena huruf mad bertemu hamzah di lain kata. Dibaca panjang 2/ 4 atau 5 harakat.

Penjelasan: Huruf “يٰۤاَ” dalam kata “يَا” dibaca dengan panjang 2, 4, atau 5 harakat. Ini karena huruf mad (يٰ) bertemu dengan hamzah dalam kata lain.

2. الَّذِيْنَ hukumnya Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke huruf lam ).

Penjelasan: Kata “الَّذِيْنَ” dibaca dengan idgham (penyatuan) karena huruf alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah lam, sehingga kedua huruf tersebut digabungkan dalam pengucapan.

3. اٰمَنُوْۤا hukumnya Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “اٰمَنُوْۤا” dibaca dengan huruf mad badal karena huruf mad bertemu dengan hamzah dalam kata yang sama, tetapi hamzah lebih dahulu dalam pengucapan, sehingga huruf mad ini dibaca panjang 2 harakat.

4. اِذَا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “اِذَا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu dengan huruf alif dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

5. قِيْلَ hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf qaf berharakat kasrah bertemu ya’ sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “قِيْلَ” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf qaf berharakat kasrah bertemu dengan huruf ya’ sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

6. لَكُمْ تَفَسَّحُوْا hukumnya Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ta’. Cara membacanya dengan jelas.

Penjelasan: Kata “لَكُمْ تَفَسَّحُوْا” dibaca dengan Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf ta’, dan pengucapannya harus jelas.

7. الْمَجٰلِسِ hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf jim berharakat fathah tegak serta setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “الْمَجٰلِسِ” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf jim berharakat fathah tegak dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

8. فَافْسَحُوْا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha’ berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “فَافْسَحُوْا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf ha’ berharakat dhamah bertemu dengan huruf wau sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

9. يَفْسَحِ اللّٰهُ hukumnya Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ha’ berharakat kasrah. Cara membacanya tipis.

Penjelasan: Kata “يَفْسَحِ اللّٰهُ” dibaca dengan Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ha’ berharakat kasrah, sehingga pengucapannya harus tipis.

10. لَكُمْۚ وَ hukumnya Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf wau. Kemudian untuk cara membacanya yakni dengan jelas.

Penjelasan: Kata “لَكُمْۚ وَ” dibaca dengan Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf wau, dan pengucapannya harus jelas.

11. قِيْلَ انْشُزُوْا hukumnya Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf syin. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf syin.

Penjelasan: Kata “قِيْلَ انْشُزُوْا” dibaca dengan Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf syin, sehingga pengucapannya harus samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf syin.

12. فَانْشُزُوْا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf zai berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “فَانْشُزُوْا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf zai berharakat dhamah bertemu dengan huruf wau sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

13. فَانْشُزُوْا hukumnya Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf syin. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf syin.

Penjelasan: Kata “فَانْشُزُوْا” dibaca dengan Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf syin, sehingga pengucapannya harus samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Pada waktu mengucapkan huruf nun mati, sikap lidah dan bibir dipersiapkan menempati huruf syin.

14. فَانْشُزُوْا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf zai berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “فَانْشُزُوْا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf zai berharakat dhamah bertemu dengan huruf wau sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

15. فَعِ اللّٰهُ hukumnya Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ‘ain berharakat kasrah. Cara membacanya tipis.

Penjelasan: Kata “فَعِ اللّٰهُ” dibaca dengan Tarqiq karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah ‘ain berharakat kasrah, sehingga pengucapannya harus tipis.

16. الَّذِيْنَ hukumnya Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke huruf lam ).

Penjelasan: Kata “الَّذِيْنَ” dibaca dengan idgham (penyatuan) karena huruf alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah lam, sehingga kedua huruf tersebut digabungkan dalam pengucapan.

17. اٰمَنُوْا hukumnya Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “اٰمَنُوْا” dibaca dengan huruf mad badal karena huruf mad bertemu dengan hamzah dalam kata yang sama, tetapi hamzah lebih dahulu dalam pengucapan, sehingga huruf mad ini dibaca panjang 2 harakat.

18. اٰمَنُوْا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf nun berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “اٰمَنُوْا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf nun berharakat dhamah bertemu dengan huruf wau sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

19. مِنْكُمْ hukumnya Ikhfa karena nun sukun bertemu huruf kaf. Cara membacanya samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat. Cara pengucapan seperti bunyi “ng”.

Penjelasan: Kata “مِنْكُمْ” dibaca dengan Ikhfa karena huruf nun sukun bertemu huruf kaf, sehingga pengucapannya harus samar dengan dengung dan ditahan selama 3 harakat, seperti bunyi “ng”.

20. مِنْكُمْۙ وَ hukumnya Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf wau. Kemudian untuk cara membacanya yakni dengan jelas.

Penjelasan: Kata “مِنْكُمْۙ وَ” dibaca dengan Idzhar syafawi karena huruf mim sukun bertemu dengan huruf wau, dan pengucapannya harus jelas.

21. وَالَّذِيْنَ hukumnya Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah lam. Dibaca idgham (masuk ke huruf lam ).

Penjelasan: Kata “وَالَّذِيْنَ” dibaca dengan idgham (penyatuan) karena huruf alif lam bertemu dengan huruf syamsiyah lam, sehingga kedua huruf tersebut digabungkan dalam pengucapan.

22. اُوْتُوا hukumnya Mad badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata akan tetapi posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “اُوْتُوا” dibaca dengan huruf mad badal karena huruf mad bertemu dengan hamzah dalam kata yang sama, tetapi hamzah lebih dahulu dalam pengucapan, sehingga huruf mad ini dibaca panjang 2 harakat.

23. درَجٰتٍ hukumnya Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat. Tetapi kalau kita tidak berhenti di sini maka hukumnya menjadi mad thabi’i sebab huruf jim berharakat fathah tegak.

Penjelasan: Kata “دَرَجٰتٍ” dibaca dengan huruf mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Maka cara membacanya adalah dengan memanjangkan 2 sampai 6 harakat. Namun, jika kita tidak berhenti di sini, maka hukumnya menjadi mad thabi’i karena huruf jim berharakat fathah tegak.

24. وَاللّٰهُ hukumnya Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah wau berharakat fathah. Cara membacanya tebal.

Penjelasan: Kata “وَاللّٰهُ” dibaca dengan Tafkhim karena lafaz Allah didahului oleh huruf hijaiyah wau berharakat fathah, sehingga pengucapannya harus tebal.

25. بِمَا hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “بِمَا” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf mim berharakat fathah bertemu dengan huruf alif dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

26. تَعْمَلُوْنَ hukumnya Mad asli atau mad thabi’i karena huruf lam berharakat dhamah bertemu wau sukun dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Cara membacanya panjang 2 harakat.

Penjelasan: Kata “تَعْمَلُوْنَ” dibaca dengan huruf mad asli atau mad thabi’i karena huruf lam berharakat dhamah bertemu dengan huruf wau sukun dan tidak diikuti oleh hamzah, sukun, waqaf, atau tasydid. Maka cara membacanya adalah panjang 2 harakat.

27. خَبِيْرٌ hukumnya Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Cara membacanya dengan dipanjangkan 2 sampai 6 harakat.

Penjelasan: Kata “خَبِيْرٌ” dibaca dengan huruf mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Maka cara membacanya adalah dengan memanjangkan 2 sampai 6 harakat.

Dengan demikian, kita telah menjalani analisis tajwid secara lengkap pada Surat Al-Mujadilah ayat 11 dalam Al-Quran. Semoga penjelasan di atas dapat membantu pemahaman kita dalam membaca Al-Quran dengan benar sesuai dengan aturan tajwid yang berlaku. Wallahualam.

Leave a Comment