Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Ali Imran ayat 37.
Dikutip dari wikishia, Surat Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-‘Imrān, “Keluarga ‘Imran”) adalah surat ke-3 Alquran. Surat ini adalah salah satu surat Madaniyah. Surat Ali Imran adalah surah ke-3 berdasarkan penulisan (penyusunan) dan yang ke-34 sesuai dengan urutan Wahyu. Surat Ali Imran termasuk salah satu surat yang besar dalam Al Quran. Karena menyebutkan nama Imran dan keluarganya sehingga disebut sebagai surat Ali Imran. Ali Imran berada setelah surat Al Baqarah dan sebelum surat An Nisa. Surat Ali Imran ini adalah surah thuwal yang kedua. Volumenya mencakup kurang lebih 1/5 juz dari Al Quran.
Surat Ali Imran juz berapa
Surat Ali Imran berada pada juz 3 dan 4. Surat Ali Imran terdiri dari 200 ayat, 3.508 kata dan 14.984 huruf.
Konten utama surat Ali Imran berkenaan dengan ajakan orang-orang yang beriman kepada persatuan dan kesabaran dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Tauhid, sifat-sifat Tuhan, ma’ad, jihad, amar ma’ruf dan nahi mungkar, tawalli, tabarri dan haji dikaji dalam surah ini, dan surah ini pun menejelaskan sejarah para nabi seperti Adam as, Nuh as Ibrahim as, Musa as, Isa as, kisah Sayidah Maryam sa dan pelajaran-pelajaran yang dapat dipetik dari perang Uhud dan perang Badar.
Ayat I’tisham (perintah berpegang teguh pada tali Allah dan menjalin persatun), muhkam dan mustasyabih, pengendalian amarah (ghaizh), mubahalah dan ayat-ayat “Rabbana” termasuk diantara ayat-ayat terkenal dalam surah Ali Imran. Beberapa ayat dari surah ini juga mengandung hukum-hukum fikih.
Terkait keutamaan membaca surah ini dimuat bahwa, barang siapa yang membaca surah Ali Imran, maka dari setiap ayat yang dibacanya, Allah akan menganugerahkan kepada orang tersebut keamanan melewati jembatan di atas neraka.
Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.
Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.
Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.
Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, serta alif lam yang ada pada surat Ali Imran.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.
Sebelum menganalisa hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat Ali Imran ayat 37 dibawah ini.
اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا نَبَا تًا حَسَنًا ۙ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۗ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَا بَ ۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَا لَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَـكِ هٰذَا ۗ قَا لَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَآءُ بِغَيْرِ حِسَا بٍ
fa taqobbalahaa robbuhaa biqobuulin hasaniw wa ambatahaa nabaatan hasanaw wa kaffalahaa zakariyyaa, kullamaa dakhola ‘alaihaa zakariyyal-mihrooba wajada ‘ingdahaa rizqoo, qoola yaa maryamu annaa laki haazaa, qoolat huwa min ‘ingdillaah, innalloha yarzuqu may yasyaaa-u bighoiri hisaab
“Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 37).
Tajwid di surat Ali Imran ayat 37
Mad thabi’i
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).
- Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
Iqlab
بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَّاَنْۢبَتَهَا
Tajwid pada kalimat diatas adalah:
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah dan alif mati setelah fathah.
- Idzhar halqi, sebab tanwin kasrah menghadapi huruf ha.
- Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin kasrah menghadapi huruf wawu, lalu bacaannya didengungkan.
- Iqlab, sebab nun mati menghadapi huruf Ba. Tandanya ada mim kecil, cara membaca Iqlab yaitu bunyi nun mati atau tanwin diganti menjadi mim lalu bacaannya didengungkan.
Idgham bighunnah
نَبَا تًا حَسَنًا ۙ وَّكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۗ
Tajwid pada kalimat diatas adalah:
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
- Idzhar halqi, sebab tanwin fathah menghadapi huruf ha.
- Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf wawu.
كُلَّمَا دَخَلَ
Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
Huruf lin
عَلَيْهَا
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
Alif lam qomariyah
زَكَرِيَّا الْمِحْرَا بَ ۙ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf mim, tandanya ada sukun.
- Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
Ikhfa aqrab
وَجَدَ عِنْدَهَا
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Dal, cara membaca ikhfa aqrab adalah suara Nun mati atau tanwin mendekati bunyi “N”. Kemudian suara ditahan dua ketukan agar tidak tertukar dengan Idzhar.
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
Mad iwad
رِزْقًا ۚ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis), sebab berharakat kasrah.
- Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.
قَا لَ يٰمَرْيَمُ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
- Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab disukun oleh huruf berharakat fathah.
Ghunnah
اَنّٰى لَـكِ هٰذَا ۗ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
- Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf nun dan Ha serta huruf alif mati setelah fathah.
Hames
قَا لَتْ هُوَ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
- Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.
Tarqiq dan Tafkhim hukum Lam Jalalah
مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ
Tajwid pada kalimat diatas adalah:
- Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf ‘ain.
- Ikhfa Aqrab (dekat), sebab nun mati menghadapi huruf Dal.
- Tarqiq (tipis), sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
- Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
- Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
Mad wajib muttasil
مَنْ يَّشَآءُ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf ya.
- Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
بِغَيْرِ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
- Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis), sebab berharakat kasrah.
Qolqolah kubra
حِسَا بٍ
Tajwid pada kata diatas adalah:
- Qolqolah kubra (bila waqaf), sebab huruf qolqolah yaitu sukun karena bacaannya diwaqafkan (berhenti).
- Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.
Demikianlah analisa hukum tajwid surat Ali Imran ayat 37 teks Arab dan latin, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.