Hukum Tajwid surat An Nisa ayat 11 lengkap dengan arti dan analisanya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat An Nisa ayat 11.

Surah An-Nisa (bahasa Arab:النسآء) disebut sebagai surah An-Nisa karena kebanyakan hukum fikih yang disebutkan pada surah ini adalah berkaitan dengan kaum perempuan. Dari sudut pandang volume, surah An-Nisa termasuk sebagai di antara tujuh thuwal (surah-surah panjang). Setelah surah Al-Baqarah, surah An-Nisa ini merupakan surah yang terbesar dalam Al-Quran.

Alt Text!

Kata nisa (kaum perempuan) digunakan lebih dari dua puluh (20) kali dalam surah ini dan kebanyakan hukum fikih yang disebutkan dalam surah ini adalah berkaitan dengan kaum perempuan. Karena itu surah ini disebut sebagai An-Nisa.

Nama lain dari surah ini adalah Nisa Al-Kubra yang bermakna surah An-Nisa yang besar, sebagaimana surah al-Thalaq surah 65 Al-Quran, yang merupakan Nisa al-Sughrah atau Nisa al-Qushrah yaitu surah An-Nisa yang kecil.

Surat An Nisa juz berapa

Surah An-Nisa merupakan surah Madani dan bagi para pembaca Al-Quran (Qurra), berada pada juz 4,5 dan 6 terdiri dari 176 ayat dan menurut para pembaca Al-Quran dari Suriah (Syam) terdiri dari 177 ayat.

Adapun menurut para pembaca lainya, surah An-Nisa memiliki 175 ayat. Yang sahih dan masyhur di antara ketiga pendapat ini adalah pendapat pertama. Surah An-Nisa ini memiliki 3764 kata dan 16328 huruf.

Surah ini dari sisi penyusunan, pengumpulan dan sesuai dengan urutan mushaf merupakan surah keempat Al-Quran dan sesuai dengan tertib pewahyuan surah An-Nisa adalah surah kesembilan puluh dua (92). Surah An-Nisa adalah surah yang keenam yang diturunkan di Madinah.

Dari sudut pandang volume, surah An-Nisa adalah surah yang ketiga dari ketujuh surah thuwal (panjang) dalam Al-Quran. Setelah surah Al-Baqarah, surah An-Nisa merupakan surah yang terbesar dan mencakup kurang lebih 1/5 juz Al-Quran. Surah An-Nisa adalah surah pertama dari sebelas surah yang memulai khitabnya dengan redaksi umum, Wahai segenap manusia (ya ayyuha al-nas).[wikishia]

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun/tanwin, hukum bacaan ra, ghunnah, qolqolah, alif lam serta haraf lin yang ada pada surat An Nisa.

Sebelum menganalisa hukum tawidnya, mari kita baca surat An Nisa ayat 11 Arab dan latin beserta artinya dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ فِيْۤ اَوْلَا دِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُ نْثَيَيْنِ ۚ فَاِ نْ كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ وَاِ نْ كَا نَتْ وَا حِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۗ وَلِاَ بَوَيْهِ لِكُلِّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ اِنْ كَا نَ لَهٗ وَلَدٌ ۚ فَاِ نْ لَّمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلَدٌ وَّوَرِثَهٗۤ اَبَوٰهُ فَلِاُ مِّهِ الثُّلُثُ ۗ فَاِ نْ كَا نَ لَهٗۤ اِخْوَةٌ فَلِاُ مِّهِ السُّدُسُ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْ بِهَاۤ اَوْ دَيْنٍ ۗ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ ۚ لَا تَدْرُوْنَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ لَـكُمْ نَفْعًا ۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا

yuushiikumullohu fiii aulaadikum liz-zakari mislu hazhzhil-ungsayaiin, fa ing kunna nisaaa-ang fauqosnataini fa lahunna sulusaa maa tarok, wa ing kaanat waahidatang fa lahan-nishf, wa li-abawaihi likulli waahidim min-humas-sudusu mimmaa taroka ing kaana lahuu walad, fa il lam yakul lahuu waladuw wa warisahuuu abawaahu fa li-ummihis-sulus, fa ing kaana lahuuu ikhwatung fa li-ummihis-sudusu mim ba’di washiyyatiy yuushii bihaaa au daiin, aabaaa-ukum wa abnaaa-ukum, laa tadruuna ayyuhum aqrobu lakum naf’aa, fariidhotam minalloh, innalloha kaana ‘aliiman hakiimaa

“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.

Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). 

Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga.

Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya.

(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 11).

Tajwid surat An Nisa ayat 11

“Pengertian Mad Thabi’i”

Mad thabi’i

يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah dan ya mati setelah kasrah. Panjang mad ashli yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh dlommah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Mad jaiz munfasil

فِيْۤ اَوْلَا دِكُمْ لِلذَّكَرِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  2. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  4. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf lam. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).
  5. Huruf Ra dibaca tarqiq (tipis), sebab berharakat kasrah.

Alif lam qomariyah

مِثْلُ حَظِّ الْاُ نْثَيَيْنِ ۚ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf hamzah, tandanya ada sukun.
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf tsa. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).
  3. Mad Lin atau Mad Layin, sebab huruf Ya mati setelah fathah menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan (berhenti). Panjang Mad lin antara 2, 4 atau 6 harakat.

“Hukum Ikhfa dan contohnya”

Ikhfa ab’ad

فَاِ نْ كُنَّ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.

Haraf lin

نِسَآءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Tanwin Fathah menghadapi huruf fa.
  3. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Wawu dan Ya mati setelah fathah.

“Hukum Bacaan Ra”

Hukum bacaan ra

فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Hames

وَاِ نْ كَا نَتْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.

Alif lam syamsiyah

وَا حِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab tanwin fathah menghadapi huruf fa.
  3. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf nun, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  4. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.

“Contoh Idgham bighunnah”

Idgham bighunnah

وَلِاَ بَوَيْهِ لِكُلِّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin kasrah menghadapi huruf mim, lalu bacaannya didengungkan.
  4. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf Ha.
  5. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf sin, tandanya ada tasydid.

Ghunnah

مِمَّا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

تَرَكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

اِنْ كَا نَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Mad shilah qashirah

لَهٗ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif (dua harakat).

Qolqolah kubra

وَلَدٌ ۚ 

Tajwid pada kata diatas adalah Qolqolah kubra (bila waqaf), sebab huruf qolqolah yaitu  sukun karena bacaannya diwaqafkan (berhenti). Bila disambung tidak terjadi hukum qolqolah.

“Contoh Idgham bila ghunnah”

Idgham bila ghunnah

فَاِ نْ لَّمْ يَكُنْ لَّهٗ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab nun mati menghadapi huruf Lam.
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf ya.
  3. Mad shilah thawilah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik menghadapi huruf mad tetapi tidak disambung ke huruf didepannya.

Idgham bighunnah

وَلَدٌ وَّوَرِثَهٗۤ اَبَوٰهُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf , lalu bacaannya didengungkan.
  2. Mad shilah thawilah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik menghadapi huruf mad tetapi tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah thawilah adalah 5 harakat.
  3. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf wawu.

فَلِاُ مِّهِ الثُّلُثُ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid.
  2. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf tsa, tandanya ada tasydid.

فَاِ نْ كَا نَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Mad shilah thawilah

لَهٗۤ اِخْوَةٌ فَلِاُ مِّهِ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad shilah thawilah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik menghadapi huruf mad tetapi tidak disambung ke huruf didepannya.
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Tanwin Dlommah menghadapi huruf fa.
  3. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Tanwin Dlommah menghadapi huruf fa.

السُّدُسُ

Tajwid pada kata diatas adalah Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf sin, tandanya ada tasydid.

“Contoh Iqlab”

Iqlab

مِنْۢ بَعْدِ

Tajwid pada kata diatas adalah Iqlab, sebab nun mati menghadapi huruf Ba. Tandanya ada mim kecil, cara membaca Iqlab yaitu bunyi nun mati atau tanwin diganti menjadi mim lalu bacaannya didengungkan.

وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin kasrah menghadapi huruf ya.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah dan ya mati setelah kasrah.

Mad lin

بِهَاۤ اَوْ دَيْنٍ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Alif mati setelah fathah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  2. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.
  3. Mad Lin atau Mad Layin, sebab huruf Ya mati setelah fathah menghadapi huruf hidup lalu bacaannya diwaqafkan (berhenti). Panjang Mad lin antara 2, 4 atau 6 harakat.

“Pengertian Mad Badal”

Mad badal

اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ ۚ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
  3. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf wawu.
  4. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu ba sukun asli.

Qolqolah sughra

لَا تَدْرُوْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah.
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu dal sukun asli.

اَيُّهُمْ اَقْرَبُ لَـكُمْ نَفْعًا ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf hamzah dan nun.
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu qaf sukun asli.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  4. Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti).

Hukum lam Jalalah

فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf mim.
  3. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid.
  2. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Mad iwad

عَلِيْمًا حَكِيْمًا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Idzhar halqi, sebab tanwin fathah menghadapi huruf ha.
  3. Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat An Nisa ayat 11 arab latin lengkap dengan arti dan analisanya, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Comment