Hukum tajwid surat Al Maidah ayat 17 lengkap

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Al Maidah ayat 17.

Dikutip dari wikishia, Surah Al-Maidah (bahasa Arab:سورة المائدة) artinya Hidangan, disebut sebagai Al-Maidah disebabkan oleh dialog tentang makanan langit dan turunnya hidangan langit ini sesuai permintaan Hawariyun dan sahabat Nabi Isa As. Dari sudut pandang isi dan kuantitas, surah Al-Maidah ini adalah salah satu dari surah Thuwal (yang panjang) dan merupakan salah satu surah terbesar Al-Quran.

Kata Maidah digunakan sebanyak dua kali dalam surah ini yaitu pada ayat 112 dan ayat 114. Kata ini tidak disebutkan pada surah lainnya dalam Al-Quran.

Surah Al-Maidah merupakan surah Madani dan sesuai dengan urutan mushaf (penyusunan) surah Al-Maidah adalah surah kelima. Adapun dari sisi pewahyuan, surah Al-Maidah ini adalah surah ke-12.

Surah Al-Maidah ini adalah salah satu dari surah Thuwal (yang panjang) dan merupakan salah satu surah terbesar Al-Quran.


Alt Text!

Surat Al Maidah berapa kata

Surat Al Maidah berada pada juz 6 dan 7, terdiri dari 120 ayat, 12.207 huruf, dan 2.842 kata. Termasuk golongan surat Madaniyah, sebab diturunkan di kota Madinah.

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum bacaan ra, ghunnah, hukum Lam Jalalah, serta alif lam yang ada pada surat Al Maidah.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

Sebelum menganalisa hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat Al Maidah ayat 17 dibawah ini.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

لَـقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ مِنَ اللّٰهِ شَيْئًـــا اِنْ اَرَا دَ اَنْ يُّهْلِكَ الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَاُ مَّهٗ وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ جَمِيْعًا ۗ وَلِلّٰهِ مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۗ وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

laqod kafarollaziina qooluuu innalloha huwal-masiihubnu maryam, qul fa may yamliku minallohi syai-an in arooda ay yuhlikal-masiihabna maryama wa ummahuu wa mang fil-ardhi jamii’aa, wa lillaahi mulkus-samaawaati wal-ardhi wa maa bainahumaa, yakhluqu maa yasyaaa, wallohu ‘alaa kulli syai-ing qodiir

“Sungguh, telah kafir orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?” Dan milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 17).

Tajwid surat Al Maidah ayat 17

“Hukum Qolqolah”

Qolqolah sughra

لَـقَدْ

Tajwid pada kata diatas adalah Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu dal sukun asli.

“Hukum Bacaan Ra”

Hukum bacaan ra

كَفَرَ الَّذِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

Mad jaiz munfasil

قَا لُوْۤا اِنَّ اللّٰهَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Wawu mati setelah dlommah menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  3. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  4. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

“Hukum Alif Lam”

Alif lam qomariyah

هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf mim, tandanya ada sukun.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu ba sukun asli.
  4. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab disukun oleh huruf berharakat fathah.

Idzhar syafawi

قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf ya, lalu bacaannya didengungkan.
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf lam. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).

Hukum Lam Jalalah

مِنَ اللّٰهِ

Tajwid pada kata diatas adalah Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

“Contoh Idzhar halqi”

Idzhar halqi

شَيْئًـــا اِنْ اَرَا دَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Idzhar halqi, sebab tanwin fathah dan nun sukun menghadapi huruf hamzah.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  4. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Idgham bighunnah

اَنْ يُّهْلِكَ

Tajwid pada kata diatas adalah Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf ya.

الْمَسِيْحَ ابْنَ مَرْيَمَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf mim, tandanya ada sukun.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu ba sukun asli.
  4. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab disukun oleh huruf berharakat fathah.

Mad shilah qashirah

وَاُ مَّهٗ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid.
  2. Mad shilah qashirah, sebab Ha dlomir berharakat dlommah terbalik dan tidak menghadapi huruf mad dan tidak disambung ke huruf didepannya. Huruf sebelumnya berharakat. Panjang mad shilah qashirah adalah 1 alif (dua harakat).

“Hukum Ikhfa dan contohnya”

Ikhfa ausath

وَمَنْ فِى الْاَ رْضِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf fa. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf hamzah, tandanya ada sukun.

Mad iwad

جَمِيْعًا ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Mad iwad (‘iwadl ), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

Tarqiq

وَلِلّٰهِ

Tajwid pada kata diatas adalah Tarqiq (tipis), sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Alif lam syamsiyah

مُلْكُ السَّمٰوٰتِ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf sin, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  2. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf mim dan wawu.

وَا لْاَ رْضِ

Tajwid pada kata diatas adalah Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf hamzah.

Haraf lin

وَمَا بَيْنَهُمَا ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.

“Mad Wajib Muttasil”

Mad wajib muttasil

يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۗ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Mad wajib muttashil, sebab mad thabi’i (Alif mati setelah fathah) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).

Mad thabi’i

وَا للّٰهُ عَلٰى كُلِّ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.
  2. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf lam. Panjang mad ashli yaitu 1 alif (dua harakat).

“Mad thabi’i surat Al Fatihah”

Mad aridl lissukun

شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab Tanwin Kasrah menghadapi huruf Qaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.
  3. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Ya mati setelah kasrah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat Al Maidah ayat 17 semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Comment