Al Quran surat An-Nisa ayat 6 lengkap dengan tajwid dan artinya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat An-Nisa ayat 6.

An-Nisa artinya Wanita adalah nama surat dalam Kitab Suci Al Quran urutan nomor ke 4 setelah surat Ali Imran.

Surat An-Nisa terdiri dari 176 ayat, termasuk kedalam surat Madaniyah, sebab diturunkan di kota Madinah.

Alt Text!

Bacaan surat An-Nisa ayat 6 dan artinya

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَا بْتَلُوا الْيَتٰمٰى حَتّٰۤى اِذَا بَلَغُوا النِّكَا حَ ۚ فَاِ نْ اٰنَسْتُمْ مِّنْهُمْ رُشْدًا فَا دْفَعُوْۤا اِلَيْهِمْ اَمْوَا لَهُمْ ۚ وَلَا تَأْكُلُوْهَاۤ اِسْرَا فًا وَّبِدَا رًا اَنْ يَّكْبَرُوْا ۗ وَمَنْ كَا نَ غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۚ وَمَنْ كَا نَ فَقِيْرًا فَلْيَأْكُلْ بِا لْمَعْرُوْفِ ۗ فَاِ ذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَا لَهُمْ فَاَ شْهِدُوْا عَلَيْهِمْ ۗ وَكَفٰى بِا للّٰهِ حَسِيْبًا

wabtalul-yataamaa hattaaa izaa balaghun-nikaah, fa in aanastum min-hum rusydang fadfa’uuu ilaihim amwaalahum, wa laa ta-kuluuhaaa isroofaw wa bidaaron ay yakbaruu, wa mang kaana ghoniyyang falyasta’fif, wa mang kaana faqiirong falya-kul bil-ma’ruuf, fa izaa dafa’tum ilaihim amwaalahum fa asy-hiduu ‘alaihim, wa kafaa billaahi hasiibaa

“Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa.

Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 6).

“Hukum Qolqolah”

Qolqolah sughra

وَا بْتَلُوا الْيَتٰمٰى 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Ba sukun asli.
  2. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ya, tandanya ada sukun.
  3. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Ta dan Mim. Panjang mad ashli yaitu 1 alif (dua harakat).

Mad jaiz munfashil

حَتّٰۤى اِذَا 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu fathah berdiri menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Alif lam syamsiyah

بَلَغُوا النِّكَا حَ ۚ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf Nun, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  2. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Pengertian Mad Badal”

Mad badal

فَاِ نْ اٰنَسْتُمْ

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf Hamzah.
  2. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).

Idgham mimi

نَسْتُمْ مِّنْهُمْ

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Idgham mimi, sebab Mim mati menghadapi huruf Mim. Lalu bacaannya didengungkan.
  2. Idzhar halqi, sebab nun mati menghadapi huruf HA.

Ikhfa ausath

رُشْدًا فَا دْفَعُوْۤا اِلَيْهِمْ اَمْوَا لَهُمْ ۚ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf Fa. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).
  2. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal sukun asli.
  3. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Wawu mati setelah dlommah menghadapi huruf hamzah pada lain kata.
  4. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  5. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Hamzah dan Wawu. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).
  6. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

وَلَا تَأْكُلُوْهَاۤ اِسْرَا فًا وَّبِدَا رًا اَنْ يَّكْبَرُوْا ۗ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan huruf wawu mati setelah dlommah.
  2. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Ya mati setelah kasrah menghadapi huruf hamzah pada lain kata.
  3. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf Wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  4. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Ba sukun asli.
  5. Idzhar halqi, sebab tanwin fathah menghadapi huruf Hamzah.
  6. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab nun mati menghadapi huruf Ya.

“Hukum Ikhfa”

Ikhfa ab’ad

وَمَنْ كَا نَ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

غَنِيًّا فَلْيَسْتَعْفِفْ ۚ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf Fa.

وَمَنْ كَا نَ فَقِيْرًا فَلْيَأْكُلْ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab nun mati menghadapi huruf Kaf.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan ya mati setelah kasrah.
  3. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf Fa.

Alif lam qomariyah

بِا لْمَعْرُوْفِ ۗ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Mim, tandanya ada sukun.
  2. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat. Bila disambung nama hukumnya mad thabi’i.

Idzhar syafawi

فَاِ ذَا دَفَعْتُمْ اِلَيْهِمْ اَمْوَا لَهُمْ فَاَ شْهِدُوْا عَلَيْهِمْ ۗ 

Hukum tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah.
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Hamzah, Wawu dan Fa. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).
  3. Huruf lin (haraf lin), sebab huruf Wawu mati setelah fathah.

“Hukum Lam Jalalah”

Tarqiq

وَكَفٰى بِا للّٰهِ 

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad ashli (mad thabi’i), sebab fathah berdiri diatas huruf Fa.
  2. Tarqiq (tipis), sebab Lam Jalalah didahului oleh kasrah, lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

Mad iwad

حَسِيْبًا

Hukum tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.
  2. Mad ‘iwadl (iwad), sebab huruf alif tanwin fathah lalu bacaannya waqaf (berhenti). Panjang mad ‘iwadl yaitu 1 alif.

Demikianlah uraian hukum tajwid surat An-Nisa ayat 6 semoga bermanfaat.

Terima kasih sudah berkunjung.

#tajwid #tahsin #hijab #hijaber #hijrah #alfatihah #hijabers #hijabcommunity #blogger #youtuber

Leave a Comment