Tajwid Surat Al-Isra Ayat 26-27 Lengkap dengan Tafsirnya

Tajwid merupakan ilmu yang sangat penting dalam membaca Al-Quran. Melafalkan ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan hukum tajwid tidak hanya memastikan pengucapan yang benar, tetapi juga memahami makna yang terkandung di dalamnya. Salah satu contoh ayat yang memiliki banyak kaidah bacaan tajwid adalah Al Isra Ayat 26-27. Ayat ini memberikan ajaran penting mengenai berinfak dan berderma kepada sesama, serta mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam menghambur-hamburkan harta.

Ayat 26: Menyisihkan Harta untuk Zakat dan Sedekah
“Ayat 26 وَاٰتِ ذَا الْقُرْبٰى حَقَّهٗ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا”

Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk memberikan hak yang sepatutnya kepada keluarga dekat, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. Tindakan ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian dan solidaritas sosial.

Dalam Islam, membantu keluarga dekat adalah tugas yang diemban dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini mencakup dukungan finansial dan emosional, sehingga hubungan kekeluargaan dapat terjaga dengan baik. Selanjutnya, memberi kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan juga merupakan tindakan mulia yang mendapat pahala besar. Dengan memberikan kepada mereka yang membutuhkan, umat Muslim berkontribusi dalam mengurangi beban hidup mereka dan mempererat tali persaudaraan.

Allah juga menegaskan pentingnya untuk tidak menghambur-hamburkan harta secara boros. Menggunakan harta dengan bijak dan rasional adalah prinsip yang ditekankan dalam agama Islam. Dengan menghindari pemborosan, individu dapat menjaga keseimbangan keuangan pribadi dan memastikan bahwa harta tersebut digunakan untuk tujuan yang bermanfaat.

Penjelasan Tajwid Ayat 26:
وَاٰتِ = Mad Badal karena huruf mad bertemu hamzah dalam satu kata, dengan posisi hamzah lebih dahulu dari huruf mad. Dibaca panjang 2 harakat.

الْقُ = Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu huruf qaf. Dibaca secara jelas.

بٰى = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf ba berharakat fathah bertemu alif, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

قَّهٗ = Mad Shilah qashirah karena huruf ha (kata ganti) berjumpa dengan huruf selain hamzah. Dibaca panjang 2 harakat.

الْمِ = Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu mim. Dibaca secara jelas.

كِيْ = Mad Thabi’i karena huruf kaf berharakat kasrah berjumpa ya sukun, dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

ابْنَ = Qalqalah sugra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Dibaca dengan dipantulkan secara ringan.

السَّ = Alif lam syamsiyah karena huruf alif lam bertemu huruf syamsiyah sin. Dibaca dengan idgham (masuk ke huruf sin).

بِيْ = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf ba berharakat kasrah berjumpa ya sukun, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

وَلَا = Mad Thabi’i karena huruf lam berharakat fathah berjumpa alif, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

تَبْ = Qalqalah sugra karena huruf qalqalah ba berharakat sukun dan posisinya di tengah kalimat. Dibaca dengan dipantulkan secara ringan.

ذِيْ = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf dzal berharakat kasrah bertemu ya sukun, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

يْرًا = Mad ‘iwad karena huruf ra berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Dibaca tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.

Ayat 27: Peringatan untuk Tidak Berlebihan dalam Menghambur-hamburkan Harta
“اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا”

Ayat ini memberikan peringatan tentang pemborosan dalam berbelanja atau menghambur-hamburkan harta, dan menggambarkan bahwa para pemboros adalah saudara-saudara setan, sedangkan setan itu sendiri sangat ingkar kepada Tuhannya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak pemborosan dalam kehidupan. Orang yang boros cenderung mengabaikan nilai-nilai keagamaan dan mengikuti jejak setan dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Setan di sini digambarkan sebagai sosok yang sangat ingkar kepada Tuhannya. Analogi ini mencerminkan betapa jauhnya pemborosan dari ajaran agama. Menghambur-hamburkan harta dengan sia-sia adalah tindakan yang merugikan dan tidak patut diikuti.

Penjelasan Tajwid Ayat 27:
اِنَّ = Ghunnah karena nun bertanda tasydid. Dibaca dengan dengung ditahan selama 3 harakat.

الْمُ = Alif lam qamariyah karena huruf alif lam bertemu mim. Dibaca secara jelas.

رِيْ = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf ra berharakat kasrah bertemu ya sukun, dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

كَا = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf kaf berharakat fathah berjumpa alif, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, aksara bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

نُوْٓ = Mad Jaiz munfasil karena huruf mad bertemu hamzah di kata lain. Dibaca panjang 2, 4, atau 5 harakat.

خْوَا = Mad Asli atau mad thabi’i sebab huruf wau berharakat fathah berjumpa alif, dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

الشَّ = Alif lam syamsiyah sebab huruf alif lam berjumpa karakter syamsiyah syin. Dibaca dengan idgham (masuk ke huruf syin).

يٰطِ = Mad thabi’i karena huruf ya berharakat fathah bertemu alif, dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

طِيْ = Mad arid lissukun karena huruf mad jatuh sebelum huruf yang diwaqaf. Dibaca dengan dipanjangkan 2 hingga 6 harakat.

وَكَانَ = Mad Asli atau mad thabi’i karena huruf kaf berharakat fathah bertemu alif, dan setelahnya tidak bertemu hamzah, huruf bersukun, huruf yang diwaqaf, dan huruf bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

الشَّ = Alif lam syamsiyah sebab huruf alif lam berjumpa huruf syamsiyah syin. Dibaca dengan idgham (masuk ke huruf syin).

شَّيٰ = Mad lin karena huruf ya sukun didahului oleh syin berharakat fathah. Dibaca panjang 2 harakat.

طٰ = Mad thabi’i karena huruf tha berharakat fathah bertemu alif, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

بِّهٖ = Mad shilah qashirah karena huruf ha bertemu dengan huruf selain hamzah. Dibaca panjang 2 harakat.

كَفُوْ = Mad Asli atau mad thabi’i sebab huruf fa berharakat dhamah bertemu wau sukun, dan setelahnya tidak berjumpa hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. Dibaca panjang 2 harakat.

رًا = Mad ‘iwad karena huruf ra berharakat fathah tanwin dan diwaqaf. Dibaca tanwin dihilangkan dan panjangnya 2 harakat.

Dengan memahami hukum tajwid yang terdapat dalam Al Isra Ayat 26-27, umat Muslim dapat memastikan pengucapan yang benar dan memperdalam pemahaman terhadap ajaran yang terkandung di dalamnya. Semoga penjelasan di atas bermanfaat dan dapat membantu dalam memahami tajwid Al-Quran secara lebih baik. Wallahu a’lam bishawab.

Kesimpulan:

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra Ayat 26-27 mengajarkan kita pentingnya memberikan hak-hak kepada sesama dengan bijak. Memenuhi hak keluarga dekat, memberi kepada orang miskin, dan membantu mereka yang dalam perjalanan adalah tindakan yang terpuji dalam Islam. Namun, tindakan ini harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan kebijaksanaan, serta menghindari pemborosan yang merugikan. Allah memperingatkan bahwa pemborosan merupakan perilaku yang merujuk kepada setan, yang mengajak manusia kepada kesesatan dan jauh dari ketaatan kepada Allah.

Leave a Comment