Hukum Tajwid surat Al Baqarah ayat 134 beserta arti dan alasannya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 134.

Surah Al-Baqarah (Bahasa Arab: البقرة, “Sapi Betina”) merupakan surah yang paling panjang dalam Alquran. Surah ini berdasarkan susunan mushaf merupakan surah ke-2 dan berasaskan urutan pewahyuan merupakan surah ke-87 surah Alquran. Surah ini termasuk sebagai surah Madaniyah. Surat Al Baqarah berada pada juz 1, 2 dan 3.

Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat, 26.256 huruf, dan 6.156 kata.

Dilansir dari wikishia, Surah Al-Baqarah ini mencakup kurang lebih dari 2/5 juz Al Quran. Ayat terpanjang Al Quran juga terdapat pada surah ini. Ayat dain/tadayun/mudayanah pada ayat 282.

Sebagian dari kandungan surah ini adalah sebagai berikut, penciptaan Nabi Adam AS dan pembangkangan setan, serta tertipunya Nabi Adam kemudian berujung pada keluarnya Nabi Adam dari surga.

Kisah Bani Israil, sikap keras kepala dan suka mencari-cari alasan Bani Israil, penyembahan sapi, gangguan kepada para nabinya sendiri, kisah pergantian kiblat, deskripsi tentang iman orang-orang Mukmin terhadap ghaib, orang-orang kafir, munafik, hukum-hukum puasa, hukum wasiat, iktikaf, haji, talak, pernikahan, keharaman riba, keharaman minuman keras, keharaman judi, dan keharusan menghindari penyalahgunaan harta anak-anak yatim dan lain sebagainya. 

Dalam surah ini terdapat ayat Kursi yaitu pada ayat 255. Surah ini merupakan salah satu surah yang mengandung pembahasan-pembahasan fikih dalam Alquran yang kurang lebih mencakup 130 hukum fikih lebih banyak dari surah-surah lainnya. [wikishia]

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun, hukum qolqolah, serta hames yang ada pada surat Al Baqarah.


Alt Text!

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dianjurkan istiqamah membaca Al-Quran karena ini adalah ibadah yang berpahala.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَـكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ ۚ وَلَا تُسْئَـلُوْنَ عَمَّا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ

tilka ummatung qod kholat, lahaa maa kasabat wa lakum maa kasabtum, wa laa tus-aluuna ‘ammaa kaanuu ya’maluun

“Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 134).

Tajwid surat Al Baqarah ayat 134

“Hukum Ikhfa”

Ghunnah & ikhfa ab’ad

تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۚ 

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf mim dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.
  2. Ikhfa Ab’ad (paling jauh), sebab Tanwin Dlommah menghadapi huruf Qaf. Cara membaca Ikhfa Ab’ad yaitu huruf nun mati atau tanwin apabila menghadapi huruf Kaf atau Qaf, menghasilkan bunyi “NG”. Pada waktu mengucapkan Ikhfa Ab’ad, bacaan Ikhfa’nya lebih lama dari Ghunnahnya.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Dal sukun asli.
  4. Hames, sebab huruf Ta disukun, cara membaca Hams (Hames) yaitu keluar aliran udara dari mulut ketika membaca huruf Ta disukun.

Hames

لَهَا مَا كَسَبَتْ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Hames, sebab huruf Ta disukun.

“Hukum Qolqolah”

Idgham mimi & qolqolah sughra

وَلَـكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ ۚ 

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Idgham mimi, sebab Mim mati menghadapi huruf Mim. Lalu bacaannya didengungkan.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Qolqolah sughra, sebab huruf qolqolah yaitu Ba sukun asli.

“Pengertian Mad Thabi’i”

Mad thabi’i

وَلَا تُسْئَـلُوْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).

عَمَّا كَا نُوْا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Ghunnah, sebab huruf Mim ditasydid.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah.

Mad aridl lissukun

يَعْمَلُوْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah uraian hukum tajwid surat Al Baqarah ayat 134 semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

youtube image

Leave a Comment