Hukum Tajwid surat At Tahrim ayat 6 lengkap dengan arti dan ulasannya

Assalaamu’alaikum, Hallo Sobat Tahsin.ID pada artikel ini akan diuraikan hukum tajwid surat ayat At Tahrim ayat 6.

Dikutip dari wikishia, Surah At-Tahrim (bahasa Arab:سورة التحريم) adalah surah ke 66 berdasarkan susunan mushaf dan surah ke 107 sesuai urutan pewahyuan Al Quran.

Surah ini disebut sebagai At-Tahrim karena pada ayat pertama surah ini Rasulullah saw ditanya mengapa mengharamkan sesuatu yang halal demi menyenangkan istri-istrinya. Dalam surah ini, Allah swt berfirman:

يا أَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ ما أَحَلَّ اللهُ لَكَ تَبْتَغي‏ مَرْضاةَ أَزْواجِكَ

“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Allah bagimu demi mengharapkan kesenangan hati istri-istrimu?”

Dengan alasan inilah, surah ini disebut surah At-Tahrim. Kata تُحَرِّمُ diambil dari kata tahrim (pengharaman) pada ayat pertama surah ini dan menjelaskan hukum pengharaman apa yang dihalalkan Allah swt menjadi kandungan utama surah ini.

Surah ini juga disebut sebagai لِمَ تُحَرِّم‌ karena dinyatakan pada ayat pertama surah ini. Demikian juga, surah ini disebut مُتَحَرِّم‌ lantaran mutaharrim bermakna seseorang atau sesuatu yang sejatinya tidak haram namun ia mengharamkan untuknya tanpa dasar.

Surah ini melarang Rasulullah Saw untuk melakukan hal ini dan memotivasi untuk menggunakan nikmat-nikmat halal Allah swt.


Alt Text!

Surat At Tahrim juz berapa

Surat At Tahrim berada paada juz 28, terdiri dari 12 ayat, 254 kata dan 1.105 huruf.

Hukum menerapkan kaidah ilmu tajwid ketika membaca Al-Quran adalah fardhu ‘ain, sedangkan mempelajari teorinya termasuk fardhu kifayah.

Pembahasan ini diterbitkan bertujuan untuk membantu umat Islam memahami hukum tajwid secara benar.

Adapun prakteknya, setiap muslim dianjurkan untuk tetap belajar kepada seorang guru secara langsung.

Pembahasan artikel ini mencakup hukum mad, hukum nun sukun/tanwin, mim sukun, hukum Lam jalalah, haraf lin, ghunnah, serta alif lam yang ada pada surat At Tahrim.

Sebelum membahas hukum tajwidnya, mari kita baca teks Arab dan latin surat At Tahrim ayat 6.

اَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحمٰنِ الرَّحِيْمِ

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

yaaa ayyuhallaziina aamanuu quuu angfusakum wa ahliikum naarow wa quuduhan-naasu wal-hijaarotu ‘alaihaa malaaa-ikatun ghilaazhung syidaadul laa ya’shuunalloha maaa amarohum wa yaf’aluuna maa yu-maruun

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6).


Alt Text!

Tajwid surat At Tahrim ayat 6

Mad jaiz munfashil

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu Fathah berdiri menghadapi huruf hamzah pada lain kata. Panjang mad jaiz munfashil antara 2-5 harakat.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah.

“Pengertian Mad Badal”

Mad badal

اٰمَنُوْا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad badal, sebab berkumpulnya huruf Hamzah dengan huruf mad dalam satu kata (Alif fathah berdiri), panjang mad badal yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.

“Hukum Ikhfa dan contohnya”

Ikhfa ausath

قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Wawu mati setelah dlommah menghadapi huruf hamzah pada lain kata.
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Nun mati menghadapi huruf Fa. Cara membaca ikhfa ausath adalah bacaan ikhfa dan ghunnahnya sama (sedang).
  3. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Wawu. Cara membaca idzhar syafawi yaitu huruf mim mati dibaca jelas (tidak dengung).

Idgham bighunnah

وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf ya mati setelah kasrah, alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah. Panjang mad thabi’i yaitu 1 alif (dua harakat).
  2. Idzhar syafawi, sebab Mim mati menghadapi huruf Nun.
  3. Idgham bighunnah (idgham ma’al ghunnah), sebab tanwin fathah menghadapi huruf wawu, lalu bacaannya didengungkan.
  4. Alif lam syamsiyah, sebab alif lam menghadapi huruf nun, tandanya ada tasydid. Cara membaca alif lam syamsiyah yaitu huruf lam diidghamkan (dimasukkan) kedalam huruf yang ada didepannya, jadi bunyi huruf lam tidak tampak.
  5. Ghunnah, sebab huruf Nun ditasydid. Cara membaca ghunnah yaitu huruf nun dibaca dengung ditahan antara 2-3 harakat.

“Hukum Alif Lam”

Alif lam qomariyah

وَا لْحِجَا رَةُ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Alif lam qomariyah, sebab alif lam menghadapi huruf Ha, tandanya ada sukun.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  3. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.

Haraf lin

عَلَيْهَا

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Haraf lin (huruf lin), sebab huruf Ya mati setelah fathah.
  2. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

“Mad Wajib Muttasil”

Mad wajib muttashil

مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad wajib muttashil, sebab mad asli (Fathah berdiri) menghadapi huruf hamzah dalam 1 kata. Panjang mad wajib muttashil adalah 5 harakat (dua alif setengah).
  2. Idzhar halqi, sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Ghoin.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.

Hukum Lam Jalalah

غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah dan wawu mati setelah dlommah.
  2. Ikhfa Ausath (pertengahan), sebab Tanwin Dlommah menghadapi huruf Syin.
  3. Idgham bila ghunnah (tidak dengung), sebab tanwin dlommah menghadapi huruf Lam.
  4. Tafkhim (tebal), sebab Lam Jalalah didahului oleh fathah lalu dibaca dengan panjang 1 alif.

“Hukum Bacaan Ra”

Hukum bacaan ra

مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ

Tajwid pada kalimat diatas adalah:

  1. Mad jaiz munfashil, sebab mad ashli (mad thabi’i), yaitu huruf Alif mati setelah fathah menghadapi huruf hamzah pada lain kata.
  2. Huruf Ra dibaca tafkhim (tebal), sebab berharakat fathah.
  3. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf wawu mati setelah dlommah.

Mad aridl lissukun

مَا يُؤْمَرُوْنَ

Tajwid pada kata diatas adalah:

  1. Mad thabi’i (mad ashli), sebab huruf alif mati setelah fathah.
  2. Mad ‘aridl lissukun (bila dibaca waqaf), sebab mad thabi’i (Wawu mati setelah dlommah) menghadapi huruf hidup lalu dibaca waqaf. Panjang mad ‘aridl lissukun adalah 2, 4 atau 6 harakat.

Demikianlah analisa hukum tajwid surat At Tahrim ayat 6 teks Arab latin serta ulasannya, semoga bermanfaat dan bisa dipraktekkan.

Leave a Comment